Dalam pengembangan kurikulum ada dua pendekatan yang diterapkan yaitu
pendekatan administratif dan pendekatan akar rumput.
1. Pendekatan administrative, muncul atas inisiatif para pejabat
pendidikan atau dari para pemegang kebijakan pendidikan.
2. Pendekatan akar rumput, biasanya diawali dari keresahan guru
tentang kurikulum yang berlaku, selanjutnya mereka memiliki kebutuhan
dan keinginan untuk memperbarui atau menyempurnakannya.
Selain kedua pendekatan tersebut dalam mengembangkan kurikulum ada
beberapa pendekatan lain yaitu :
1. Pendekatan mata pelajaran. Pendekatan ini bertitik tolak dari mata
pelajaran (subjek matter) sebagai suatu disiplin ilmu. Setiap mata
pelajaran merupakan suatu disiplin ilmu yang terpisah antara satu dan
lainnya.
2. Pendekatan interdisipliner. Kurikulum tidak disusun berdasarkan
mata pelajaran yang terpisah, melainkan sejumlah mata pelajaran yang
memiliki cirri-ciri yang sama dipadukan menjadi suatu bidang studi.
3. Pendekatan integratif. Pendekatan ini berasumsi bahwa setiap bagian
yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam suatu
struktur tertentu.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Model pengembangan kurikulum pada intinya merupakan proses pembuatan
keputusan untuk merevisi suatu program kurikulum. Berikut adalah
contoh model pengembangan kurikulum yang dikemukakan beberapa ahli
kurikulum:
1. Ralph W. Tyler. Menekankan pada bagaimana merancang suatu kurikulum
disesuaikan dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan. Menurut
Tyler ada 4 hal fundamental untuk mengembangkan kurikulum yaitu
pertama,berhubungan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
kedua,berhubungan dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
ketiga,berhubungan dengan pengorganisasian pengalaman belajar keempat,
berhubungan dengan pengembangan evaluasi.
2. Hilda Taba. Menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan kurikulum
sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
3. Oliva. Suatu model kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif
dan sistemik. Model yang dikembangkan olive dapat digunakan dalam 3
dimensi yaitu : 1. Digunakan untuk penyempurnaan kurikulum sekolah
dalam bidang-bidang khusus seperti bidang studi tertentu di sekolah,
baik dalam tataran perencanaan kurikulum maupun dalam proses
pembelajarannya. 2. Bisa digunakan untuk membuat keputusan dalam
merancang suatu program kurikulum. 3. Digunakan dalam mengembangkan
program pembelajaran secara lebih khusus.
4. Beauchamp. Mengemukakan lima langkah dalam proses pengembangan
kurikulum yaitu:
a. Menetapkan wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum.
b. Menetapkan pihak yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum.
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh.
d. Implementasi kurikulum
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum.